Kota Tangerang Masuk Darurat Sampah, Pusat Bakal Olah Jadi Energi

Jakarta, cnwbanten.id – Pemerintah pusat berkomitmen menyelesaikan permasalahan sampah nasional melalui solusi inovatif, yakni mengubah sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan.

Banyak daerah yang dinilai tak mampu mengatasi permasalahan sampah. Volume sampah dengan ketersediaan lokasi pembuangan tak memadai.

Oleh karena itu, pemerintah pusat merencanakan untuk menangani persoalan sampah daerah dengan cara mengolah sampah menjadi energi.

Hal ini akan dicoba di beberapa daerah yang masuk kategori darurat sampah. Dari 33 daerah, sebanyak 10 daerah yang akan diprioritaskan untuk program pengolahan sampah menjadi energi ini. Kota Tangerang menjadi salah satunya.

Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 109 Tahun 2025,
terkait penanganan sampah perkotaan melalui pengolahan sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan.

Menurut situs Kementerian Lingkungan Hidup, penanganan sampah perkotaan menjadi energi mempertimbangkan beberapa hal, termasuk kondisi timbunan sampah di Indonesia tahun 2023 yang mencapai 56,63 juta ton per tahun dengan capaian pengelolaan sampah nasional tahun 2023 hanya sebesar 39,01%.

Sementara sisa sampah sebesar 60,99% hanya dikelola dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping).

Sampah tersebut telah menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan serta gangguan kesehatan masyarakat, sehingga mengakibatkan terjadinya kedaruratan sampah terutama di perkotaan.

Kedaruratan sampah dinilai perlu ditangani secara cepat khususnya pengolahan sampah dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Hasil pengolahan sampah dapat menjadi sumber energi terbarukan berupa listrik, bioenergi, bahan bakar minyak terbarukan, dan produk lainnya dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung ketahanan energi.

Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengatakan, proyek mengubah sampah menjadi energi atau waste to energi membutuhkan investasi sebesar Rp 91 triliun.

Rencananya proyek ini akan dilaksanakan di 33 kota di seluruh Indonesia. Tahap awal akan dilakukan di 10 kota besar terlebih dahulu, seperti kota Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Makassar.

Rosan juga mengungkapkan, rencananya program mengubah sampah menjadi energi listrik atau waste to energy (WTE) akan diluncurkan pada awal November 2025. Proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) memiliki daya kapasitas yang mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari. (*/st)

Bagikan