Tangerang, cnwbanten.id – Warga Kabupaten Tangerang yang berusia 25 tahun yang putus sekolah, kini bisa melanjutkan pendidikannya.
Pemkab Tangerang punya program Gerakan Lanjut Sekolah berbasis pendidikan non-formal. Program ini tidak hanya menyasar usia sekolah, tetapi juga warga yang telah lama meninggalkan bangku pendidikan, bahkan mereka yang berusia di atas 25 tahun.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang Mas Iman Kusnandar menjelaskan bahwa program ini diselenggarakan dengan model kolaboratif antara pemerintah desa dan PKBM yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan alokasi dana desa, maupun dukungan provinsi, serta bantuan pemerintah pusat.
“Setiap desa dikabarkan mampu memfasilitasi hingga 10 peserta per tahun. Dengan jumlah 246 desa/kelurahan di Kabupaten Tangerang, program ini berpotensi membuka kesempatan belajar bagi sedikitnya 2.460 warga setiap tahun,” ujar Mas Iman.
Lanjut dia, sasaran program tersebut bukan hanya mereka yang masih berusia sekolah, tetapi warga dewasa yang belum sempat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.
“Sasarannya adalah masyarakat usia lepas sekolah, mereka yang sudah di atas 25 tahun. Sedangkan yang usia sekolah ditangani oleh bidang pendidikan secara formal,” jelas dia.
Menurut dia, pendekatan ini dinilai strategis karena mampu menutup kesenjangan pendidikan pada dua kelompok sekaligus, yakni anak-anak yang berisiko putus sekolah dan warga dewasa yang memerlukan peningkatan kompetensi untuk pekerjaan.
Selain program non-formal, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga memperkuat pembiayaan pendidikan formal. Salah satu kebijakan tersebut ialah pembebasan biaya pendidikan dasar untuk sekolah swasta, menyusul sekolah negeri yang sejak awal sudah digratiskan.
“Langkah ini memastikan tidak ada keluarga berpenghasilan rendah yang terbebani biaya pendidikan anaknya,” tuturnya.
Kabupaten Tangerang juga memperluas skema Beasiswa Tangerang Gemilang, termasuk beasiswa bagi siswa kurang mampu dan beasiswa prestasi yang mengirim mahasiswa ke berbagai kampus dalam dan luar negeri seperti Cairo, Swiss-German, IPB, hingga Untirta. Jumlah penerima beasiswa tahun ini mencapai lebih dari 200 siswa.
“Walaupun tahun depan ada pengurangan anggaran, Pak Bupati tetap berkomitmen mempertahankan bahkan meningkatkan beasiswa dan pembiayaan pendidikan swasta gratis,” pungkasnya.
Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid menegaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar yang tidak bisa dinegosiasikan. “Tidak boleh ada anak yang putus sekolah,” tegasnya.
Menurut dia, tidak ada alasan apa pun baik ekonomi, jarak, maupun keterbatasan fasilitas yang dapat membenarkan seorang anak berhenti menuntut ilmu dan kehilangan masa depannya.
“Tidak boleh ada anak yang kehilangan masa depan hanya karena tidak mendapat kesempatan untuk belajar. Setiap anak adalah amanah. Setiap anak adalah masa depan kita,” ungkapnya. (red)
