Jakarta, cnwbanten.id – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menilai wajar jika penyelesaian utang proyek Whoosh menjadi tanggung jawab Danantara, bukan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Said, proyek kereta cepat yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu awalnya merupakan kerja sama bisnis antar badan usaha (business to business), sebelum akhirnya diambil alih oleh pemerintah.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menilai wajar jika penyelesaian utang proyek Whoosh menjadi tanggung jawab Danantara, bukan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Said, proyek kereta cepat yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu awalnya merupakan kerja sama bisnis antar badan usaha (business to business), sebelum akhirnya diambil alih oleh pemerintah.
Dalam kesempatan yang sama, Said juga menyinggung rencana pengembangan jalur kereta cepat hingga Surabaya.
“Bayangin saja kalau kita punya kereta cepat Jakarta–Bandung–Surabaya, mungkin itu lebih visibel daripada hanya berhenti di Bandung,” ungkap Said.
“Kalau Banggar dulu, awalnya memang (mengusulkan) Jakarta–Surabaya. Rekomendasi Banggar itu masih ada loh sejak tahun 2017,” tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah berencana memperluas pengembangan kereta cepat Whoosh tidak hanya untuk Jakarta-Bandung, tetapi sampai Jakarta-Surabaya, bahkan hingga ke Banyuwangi.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/11/2025).
