Cnwbanten.id – Kelompok-kelompok investor Jepang yang tergabung dalam Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan-Indonesia Association (Japindo) menyambut tawaran peluang investasi berskala besar di kawasan-kawasan transmigrasi, karena mereka sudah lama ingin melebarkan cakupan investasi mereka keluar pulau Jawa. Baru kali ini mereka tahu kawasan-kawasan transmigrasi terbuka bagi penanaman modal asing. Ini disampaikan Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara usai bertemu dengan kelompok-kelompok investor tersebut pada hari terakhir kunjungan di Jepang (30/9).
Para investor tersebut mengaku tertarik untuk mengembangkan sektor perikanan di Morotai, Maluku Utara dan di Papua Selatan serta coklat yang ada di Mamuju, Sulawesi Barat.
“Mereka sampaikan bahwa Japindo itu sudah cukup lama dan terlalu nyaman melakukan bisnisnya di sekitar Jawa Barat seperti Cikarang dan Bekasi. Jadi mereka katakan kami harus mengubah mindset yang baru tapi ini sangat menjanjikan kata mereka dan sangat menantang, artinya mereka juga ingin keluar dari Jawa untuk bisa mengembangkan hal-hal tersebut,” kata Mentrans.
“Yang mereka tidak tahu bahwa ternyata mereka bisa berinvestasi di kawasan transmigrasi dan setelah kami tadi tunjukkan beberapa video presentasi mereka mengatakan kami harus lebih sering lagi ketemu dengan mereka dan beberapa pengusaha yang ada di dalam Japindo,” kata Menteri Transmigrasi.
“Dan kata mereka itu akan sangat membantu mereka sekali diseminasi informasi ini karena memang Indonesia dianggap salah satu kawasan yang punya potensi untuk produk-produk yang mereka inginkan dan tidak terbatas lagi dalam pertanian, peternakan, perikanan,” sambung Mentrans.
“Yang menarik adalah kami ada satu kesepahaman dengan JICA, dengan Japindo bahwa salah satu tujuan sesuai dengan SDGs ya, salah satu tujuan besar dari pengembangan pertumbuhan kawasan ekonomi baru di luar Jawa itu itu adalah untuk menurunkan angka ketimpangan, kesenjangan sosial. Kemudian juga untuk inklusifitas, itu juga penting,” sambung Menteri Iftitah.
Mentrans pun menyebut JICA dan Japindo sepakat industri yang masuk ke kawasan transmigrasi minimal 70 persen atau hingga 90 persen melibatkan masyarakat lokal sebagai tenaga kerjanya. Bahkan untuk posisi-posisi atas pun akan diisi masyarakat lokal yang memiliki kompetensi yang memenuhi syarat.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Transmigrasi menawarkan peluang investasi pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, dan juga merambah bidang pariwisata dan sektor lain yang potensial. Untuk ini, JICA siap melakukan studi kelayakan (feasibility study) di beberapa kawasan untuk menentukan nilai investasi hingga keuntungan dari investasi dari penanaman modal.
“Nah ini juga yang nanti akan dihitung secara detail dalam feasibility study itu. Sehingga feasibility study ini betul-betul pada saat kita tawarkan kerja pindah atau siapapun investor yang akan masuk ke kawasan transmigrasi itu ready to offer, artinya mereka nanti bisa follow up-nya secara lebih baik dan lebih komprehensif,” tutur Mentrans.
Menteri Iftitah menambahkan, hasil penelitian awal yang dilakukan Tim Ekspedisi Patriot (TEP) di 154 kawasan transmigrasi akan menjadi dasar pra-analisis kelayakan. Sehingga mulai tahun 2026 Kementerian Transmigrasi juga berencana membuka peluang bagi para alumni TEP untuk melakukan penelitian lanjutan dalam bentuk analisis kelayakan yang lebih komprehensif.
Lebih jauh, Iftitah menyebutkan para investor Jepang menyambut positif gagasan ini. Bahkan, informasi tentang peluang investasi di kawasan transmigrasi Indonesia kini telah menyebar lebih luas hingga ke Tokyo.
“Pada prinsipnya sekali lagi para investor yang ada di Jepang sangat senang sekali. Mereka mengatakan ini sesuatu hal yang baru bagi kami. Kami betul-betul tertarik dan tadi juga beberapa bahan paparan serta video yang kami tampilkan mereka minta untuk mereka diseminasikan kepada teman-temannya oleh kolega yang lain dan ternyata yang kami senang juga hasil business forum itu ternyata mereka lempar informasinya ke kawan-kawan yang ada di Tokyo sehingga yang Tokyo ini juga ikut respons secara positif dan kemudian memberitahu kami sehingga terjadi beberapa pertemuan pada hari itu,” tutur Mentrans.
Kementerian Transmigrasi berharap keterlibatan Jepang menjadi langkah awal dalam mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah Indonesia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto agar masyarakat lokal menjadi penerima manfaat utama dari setiap investasi.