LUPA DIRI

PANGGUNG kekuasaan dan dugaan pelanggaran hukum kembali muncul. Judulnya masih sama. Operasi tangkap tangan. Atau OTT.

Peran utamanya orang nomor satu di Provinsi Riau. Abdul Wahid. Usianya masih relatif muda. Kelahiran 1980. Pada tanggal 21 November ini, genap 45 tahun.

Meski muda, ia sudah malang melintang menjalani hidup kehidupan. Serba kekurangan. Dari bawah sampai pada puncaknya. Sebagai Gubermur Riau, yang dilantik pada 20 Februari 2025.

Dalam hidupnya, Abdul Wahid pernah menjadi seorang cleaning service. Ia bisa menyelesaikan ilmu di bangku kuliahnya, hasil biaya dari keringat sendiri. Luar biasa, bukan ?

Untuk urusan ilmu agama, rasa-rasanya ia tak kurang. Bahkan, bisa dibilang mumpuni.

Sejak kecil, Abdul Wahid mengenyam di bangku sekolah keagamaan. Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Ia pun pernah menimba ilmu di sebuah pondok pesantren. Kuliahnya pun di universitas islam negeri dengan jurusan agama Islam.

Ia pun dikenal aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan di organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Sehingga, pada akhirnya ia memilih langkah politik dan berlabuh di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada Pemilu 2009, ia terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Riau, berlanjut pada Pemilu 2019 terpilih sebagai legislator Senayan, DPR RI.

Pada Pemilu 2024, ia pun kembali terpilih. Namun, ditinggalkan. Memilih ikut dalam ajang kontestasi Pilkada November 2024. Bersama pasangannya, SF Hariyanto, Abdul Wahid dipercaya rakyat Riau untuk memimpin hingga 2030.

Jabatan-jabatan politik begitu mudah digenggam Abdul Wahid. Itu karena ia dikenal rakyat sebagai figur yang merakyat, peduli terhadap sesama, pekerja keras, sederhana, dan rakyat sangat menaruh harapan besar terhadap kepemimpinannya.

Anak ketiga dari enam bersaudara ini, tiba-tiba mengguncang semua yang melekat dalam dirinya. Meski asas praduga tak bersalah harus tetap dikedepankan, namun OTT lembaga anti rasuah, KPK terhadap dirinya pada Senin malam, 3 November 2025, memupus semua harapan. Ia diduga terjerat kasus proyek di Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Riau.

Yang sudah-sudah, jika KPK melakukan operasi tangkap tangan, kecil kemungkinan status tersangka dan rompi oranye tak dilekatkan. Hampir pasti itu pun akan dialami Abdul Wahid. Dalam waktu 1×24 jam, status hukumnya akan diketahui.

Jika itu terjadi, maka Abdul Wahid adalah Gubernur Riau keempat yang tersandung masalah hukum.

Sebab, bukan kali ini saja, Gubernur Riau ditangkap lantaran terjerat kasus hukum. Sebelumnya, Saleh Djasit, Gubernur Riau 1998-2003.

Saat menjabat, tahun 2003, Saleh Djasit terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam penunjukan langsung pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran.

Kemudian, Rusli Zainal, Gubernur Riau 2003-2008 yang terjerat kasus korupsi Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Riau.

Setelah itu, Annas Maamun, Gubernur Riau 2014-2019 yang ditangkap KPK di kediamannya di Cibubur,Jakarta Timur pada 2014, terkait kasus suap alih fungsi hutan di Riau dan proyek di Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Riau.

Jauh dari Provinsi Riau. Seberang pulau, tepatnya di Pulau Jawa, wilayah Tangerang, Banten. Duduk di bawah pohon rindang dengan secangkir kopi hangat dan setengah bungkus rokok kretek. Angin sepoi-sepoi ikut menemaninya.

Di tempat inilah, hampir tiap hari, Mang Uding meng-update informasi melalui layar handphone-nya. Berita OTT Gubernur Riau Abdul Wahid pun tak ketinggalan dipantaunya.

Seperti biasa, Mang Uding hanya geleng-geleng kepala. Tapi, ia tak merasa kaget dengan peristiwa ini dan sejenisnya.

Mang Uding pun memberi pendapatnya. Tak ada yang mendengar. Sebab, ia hanya sendirian.

Kata Mang Uding, ini terjadi karena manusia lupa diri. Lupa asal muasalnya. Sehingga, ia dikuasai keserakahan dan ketamakan. Ia tak mampu melawan syahwat serakahnya. Meski secara teori sudah dipelajarinya sejak masih sekolah.

“Padahal, kalau saja ia tak melakukan hal ini, hidupnya sudah lebih dari cukup. Jabatan gubernur, pasti segala hidupnya sudah ditanggung negara. Nasi sudah jadi bubur. Pasti penyesalan dan kata maaf, yang akan dilontarkan mereka yang tersandung hukum. Akh, membosankan,” kata Mang Uding. (*)

Bagikan